FLORES TIMUR, NTT – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang intens. Pada Rabu pagi (18/6/2025), sekitar pukul 09:15 WITA, gunung ini meletus lagi, mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mempertahankan status Siaga (Level III).

Detail Erupsi dan Pengamatan Visual
Tim di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki mencatat detail erupsi pagi ini secara visual dan instrumental.
- Ketinggian Kolom Abu: Petugas mengamati kolom abu membumbung hingga sekitar 700 meter di atas puncak, atau setara 2.284 meter di atas permukaan laut.
 - Warna dan Intensitas: Kolom abu menunjukkan warna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.
 - Arah Angin: Angin yang bertiup lemah membawa material abu vulkanik bergerak ke arah barat.
 - Data Seismik: Peralatan seismograf merekam erupsi ini dengan jelas, menunjukkan amplitudo maksimum 35 mm selama kurang lebih 8 menit. Getaran ini mengonfirmasi adanya pelepasan energi kuat dari dalam kawah.
 
“Rangkaian gempa vulkanik dangkal dan dalam yang terus terekam pada instrumen kami menunjukkan bahwa suplai magma ke permukaan masih berlangsung intensif,” jelas seorang petugas di Pos PGA Lewotobi. “Erupsi seperti pagi ini merupakan manifestasi langsung dari aktivitas tersebut.”
Status Siaga (Level III) dan Rekomendasi Keselamatan Rinci
PVMBG secara konsisten mempertahankan status Siaga (Level III) karena menilai potensi bahaya masih tinggi. Atas dasar itu, lembaga ini mengeluarkan serangkaian rekomendasi tegas yang harus masyarakat dan pemerintah daerah patuhi:
- Zona Radius 3 km: PVMBG melarang keras masyarakat, pengunjung, dan wisatawan untuk memasuki dan beraktivitas di dalam radius 3 km dari pusat kawah. Lembaga ini menetapkan zona tersebut sebagai area paling berbahaya karena risiko lontaran material pijar dan paparan gas vulkanik beracun.
 - Zona Sektoral 4 km: PVMBG memperluas larangan aktivitas hingga jarak 4 km pada sektor Utara-Barat Laut. Lembaga ini mendasarkan penetapan sektor tersebut pada analisis topografi, di mana bukaan kawah mengarah ke sana dan menjadi jalur paling potensial untuk aliran guguran lava atau awan panas.
 - Ancaman Bahaya Sekunder (Lahar Dingin): PVMBG menghimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung agar sangat waspada terhadap potensi banjir lahar. Material vulkanik segar di puncak dapat dengan mudah longsor bersama air hujan dan menciptakan aliran lumpur berbahaya.
 

Dampak dan Kesiapsiagaan di Tingkat Komunitas
Meskipun erupsi pagi ini tidak memicu kepanikan, warga di kecamatan terdekat seperti Wulanggitang dan Ile Bura tetap merasakan dampaknya. Beberapa warga melaporkan hujan abu tipis turun di desa mereka, meninggalkan lapisan debu di atap rumah dan lahan pertanian.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur menyatakan bahwa timnya terus bersiaga. “Kami sudah mendistribusikan ribuan masker kepada warga sebagai langkah antisipasi terhadap gangguan pernapasan (ISPA),” ujarnya. “Kami juga terus melakukan sosialisasi mengenai jalur evakuasi dan titik kumpul aman agar masyarakat siap menghadapi eskalasi.”
Abu vulkanik ini sedikit mengganggu aktivitas warga, terutama petani yang harus membersihkan tanaman mereka.
Baca Juga: Pentingnya Casel dalam Pembelajaran
Konteks Aktivitas Lewotobi
Gunung Lewotobi merupakan gunung api kembar yang terdiri dari Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Sejak akhir tahun 2023, Lewotobi Laki-laki memasuki fase erupsi baru yang sangat aktif. Aktivitasnya bahkan sempat membuat PVMBG menaikkan statusnya ke level tertinggi, AWAS (Level IV), pada awal tahun 2024.
Meskipun saat ini berada di Level III (Siaga), fluktuasi aktivitasnya menunjukkan kondisi gunung yang masih jauh dari stabil. PVMBG memantaunya selama 24 jam penuh untuk memberikan peringatan dini yang akurat. Masyarakat hendaknya tetap tenang dan hanya merujuk informasi dari sumber resmi seperti PVMBG dan BPBD.
